ghoorib.com|Pengantar Ilmu Badi' Etimologi, Epistimologi dan Sejarahnya

Pengantar Ilmu Badi’ Etimologi, Epistimologi dan Sejarahnya

ghoorib.com|Pengantar Ilmu Badi' Etimologi, Epistimologi dan Sejarahnya
Foto oleh Oday Hazeem dari Pexels

Pengantar Ilmu Badi’

Dalam bahasa arab ada ilmu balaghah yang berkonsentrasi pada 3 cabang pembahasan yaitu: Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan dan Ilmu Badi’.

Sebelum masuk lebih dalam tengtang Ilmu Badi’, ada baiknya kita lihat dan mengenal dulu sekilas pengantar ilmu badi’.

Berikut ilmu badi’ dalam etimologi, epistimologi dan sedikit sejarah peletak pertama ilmu ini.

Etimologi

Kata Badi’ “ بديع “ berasal dari kata dalam bahasa arab dari wazan “ فعيل ” yang secara bahasa merupakan Isim fa’il (Pelaku).

Berikut penjelasan makna “ بديع “ di dalam Kamus Al-wasith:

بديع : المبدع = Pencipta.

Seperti firman Allah SWT di dalam Q.S Al-Baqarah : 117 “ بديع السموات والأرض… ”.
Kata “ بديع “ jamaknya “ بدائع ”.

Epistimologi

Ilmu Badi’ adalah ilmu yang membahas atau mempelajari tentang hal-hal yang memperindah lafaz dan kalimat dalam bahasa Arab, yang mana hal tersebut tidak ada, atau tidak disertakan baik dalam ilmu bayan ataupun di dalam ilmu ma’anii.

Dalam kamus Al-ghanii disebutkan bahwa Ilmu badi’ “ علم البديع“ adalah salah satu tiga konsentrasi ilmu balaghah yaitu Ilmu ma’ani, bayan dan badi’.

Ilmu ini berkonsentrasi pada usaha memperbagus dan memperindah gaya bahasa atau ‘rasa’ suatu kalimat dalam bahasa Arab.

Memperindah lafaz disini berarti segala sesuatu yang mencakup keindahan lafaz dalam suatu kalimat.

Peletak Ilmu Badi’

Ada beberapa pendapat mengenai sejarah orang pertama yang mengemukakan atau yang membukukan ilmu badi’.

Berdasarkan dari beberapa sumber termasuk dari kitab ‘Al-kaafi fi al-balaghah’ karangan Dr. Aiman Amin Abdul Ghoni seorang dosen fakultas bahasa Arab Universitas Islam Internasional Islamabad, Pakistan, antara lain sebagai berikut:

1. Abdullah bin Mu’taz Al-‘Abbasiy

Belaiu adalah seorang khalifah sekaligus sastrawan pada masa kekhalifahan Abbasiyah, ini berdasarkan bukti yang disampaikan para ahli ilmu balaghah, bahwa beliau pada masa itu mengarang syair-sayair yang sangat indah dan mengumpulkannya ke dalam sebuah kitab yang beliau beri judul (Al-Badi’).

BACA JUGA :  Wabah Dalam Sejarah Islam dan Cara Mengatasinya

Setelah itu bermunculan para sastrawan-sastrawan muslim lainnya yang berkontribusi dalam peletakan ilmu badi’ diantaranya:

2. Ja’far bin Qudaamah (w. 319 H)

eorang sastrawan Baghdad, Irak yang mengarang banyak kitab, tidak hanya kitab sastra beliau juga menulis buku tentang filsafat, ekonomi, ilmu kesekretarisan, perpajakan dan sebagainya.

Khusus dalam ilmu badi’ beliau mengarang sebuah kitab yang beliau beri judul (Naqd Qudamah), di dalam kitab ini beliau mengemukakan 10 macam pembahasan atau cabang dari ilmu badi’ yang beliau kembangkan berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh Khalifah Abdullah bin Mu’taz Al-‘Abbasiy sebelumnya.

3. Abu Hilal Al-Hasan bin Abdullah Al-‘Askariy (w.395 H)

Seorang ulama fiqih sekaligus sastrawan yang mengemukakan 37 cabang pembahasan dalam ilmu badi’.

4. Ibnu Rasyiq Al-Hasan bin Rasyiq Al-Qairuuniy

Seorang ahli literatur bahasa dalam islam yang menulis sebuah kitab yang berjudul (Al-‘Umdah), Kurang lebih 37 macam pembahasan dalam ilmu badi’ dibahas di sana.

5. Syarfuddin Ahmad bin Yusuf Al-Qaisiy At-Tiifaasyi (580-651 H)

Beliau adalah orang asli Tiffech, Aljazair yaitu sebuah daerah dekat Gafsa, Tunisia di benua Afrika. 

Beliau lahir di sana, beliau menuntut ilmu di Mesir kemudian menjadi penengah dalam hukum di negerinya. Beliau juga seorang penyair dan banyak mengarang kitab-kitab sastra bahasa dan hukum.

6. Abdul ‘Adhim Al-Masyhur ibn Abi Al-Ishba’ (595-654 H)

Beliau adalah seorang penyair dan ahli sastra, kitab beliau yang tekrnela di dalam ilmu badi’ berjudul (Badi’ Al-Quran) yang mengupas pembahasan ilmu badi’ yang terdapat di dalam Al-quran, beliau juga mengutarakan tentang 90 macam pembahasan dalam ilmu badi’.

7. Safiyuddin Al-Hilli (677-750 H)

Beliau adalah sastrawan dan penyair muslim yang lahir di Al-hillah suatu daerah diantara Kufah dan Baghdad. Beliau mengemukakan ada 140 macam pembahasan di dalam ilmu badi’, yang kemungkinan ada yang berhimpun diantara pembahasan-pembahasan tersebut.

8. Ezze Ad-Din ‘Aly bin Al-Husain (789 H)

BACA JUGA :  Contoh Percakapan Bahasa Inggris Tentang Covid-19

Beliau adalah penyair atau sastrawan yang berasal dari Mosul, Irak. Beliau bermukim di Damaskus, Suriah dan mangkat di sana. Beliau menyusun sebuah kitab berjudul ( بديعية ) yang membahas sama tengtang apa yang di bahas oleh Safiyuddin Al-Hilli dan menambahkan beberapa inovasi simple dari itu untuk pengembangan ilmu badi’ bahasa Arab.

Instagram : @ghoorib
Fb Fanspage : Ghoorib 
Twitter : @ghoorib_tweet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *