Maharah Kalam
Maharah kalam adalah salah satu dari 4 maharah yang ada dalam mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Arab. Empat maharah tersebut yaitu; maharah istima’ (skill mendengar), maharah qiraah (skill membaca), maharah kalam (skill berbicara), dan maharah kitabah (skill menulis).
Pada artikel edisi kali ini, kita akan membahas salah satu dari 4 skill dalam mempelajari bahasa Asing, yaitu maharah kalam. Lantas apa itu maharah kalam?
Pengertian maharah
Maharah adalah masdar dari fi’il (مهر – يمهر – مهارة) yang bisa diartikan keterampilan, ketangkasan, kecakapan, kepintaran, keahlian, ataupun kerajinan. Isim faa’il nya (ماهر) yang berarti orang yang pandai atau pintar.
Maharah secara umum menurut kamus almaany adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan ketangkasan dan keterampilan manual.
Maharah lughawiyah atau keterampilan bahasa adalah: kemampuan yang dibutuhkan dalam menggunakan dan mempraktikkan suatu bahasa yaitu: memahami, berbicara, membaca dan menulis.
Pengertian kalam
Kalam pada asal mula bahasa adalah suara yang memberi faedah, dan makna kalam bagi pembicara adalah gagasan berbasis diri yang diekspresikan dalam bentuk kata-kata.
Untuk lebih jelasnya silahkan baca Pengertian dan Pembagian Kalam Dalam Ilmu Nahwu yang sudah saja jelaskan secara detail pada artikel sebelumnya.
Kalam adalah bahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran mental. Dan bahasa pada dasarnya adalah tuturan, sedangkan tulisan adalah upaya untuk merepresentasikan tuturan, adapun bukti dari perbedaan berbicara dan menulis adalah sebagai berikut:
a). Manusia sudah lebih dulu mengetahui ucapan sebelum dia mengenal tulisan dan cara menulis, karena menulis muncul pada periode akhir dalam sejarah manusia.
b). Seorang anak kecil belajar berbicara sebelum dia mulai belajar menulis, yang mulai dia pelajari saat masuk sekolah.
c). Semua orang normal berbicara bahasa ibu mereka dengan lancar, dan ada banyak orang yang tidak tahu bagaimana menulis dalam bahasa mereka sendiri.
d). Ada beberapa bahasa yang masih diucapkan tapi tidak pernah ditulis.
Pengertian maharah kalam
Maharah kalam adalah kemahiran mengucapkan suara atau kata untuk mengungkapkan pikiran tentang pendapat, ide, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara.[1]
Maharah kalam dalam bahasa arab adalah keterampilan mengungkapkan dan mengucapkan suara secara sengaja dalam bahasa Arab dengan baik dan benar dan bisa difahami oleh lawan bicara.
Beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai murid dalam berbicara karena keterampilan tersebut merupakan komponen terpenting dari keterampilan bahasa arab untuk mempelajari cara berbicara dengan baik dan benar.
Pembelajaran keterampilan berbicara membutuhkan perhatian agar murid mampu berkomunikasi dengan baik.
Tujuan mempelajari maharah kalam
Mempelajari maharah kalam bertujuan untuk mencapai hal-hal berikut:
1. Bertujuan agar peserta didik fasih dalam pengucapan, kefasihan dalam berbahasa, dan mewakili makna.
2. Membiasakan peserta didik untuk berpikir logis, menyusun ide, dan menghubungkan hal-hal tersebut satu sama lain.
3. Mendukung perbedaan level-level tuturan dalam bahasa Arab, sesuai dengan indikasi kualitas-kualitas.
4. Mengembangkan rasa percaya diri dengan mempertemukan dengan teman di dalam kelas atau sekolah atau di luar sekolah.
5. Memungkinkan siswa untuk mengekspresikan apa yang terjadi di sekitar mereka dalam topik yang sesuai terkait dengan kehidupan, pengalaman, dan pekerjaan mereka di dalam dan di luar sekolah, dalam frasa yang tepat.
6. Mengatasi beberapa cacat psikologis yang dapat mempengaruhi anak saat ia masih kecil, seperti rasa malu, ceroboh dalam berbicara, atau introvert.
7. Meningkatnya pertumbuhan keterampilan dan kemampuan yang mulai tumbuh di kalangan murid dalam seni ekspresi fungsional baik dari diskusi dan penyajian gagasan dan pendapat, serta memberikan ceramah dan orasi.
8. Mendeteksi murid-murid yang berbakat pada bidang berbicara di depan umum, improvisasi, ekspresif dalam pidato, dan akurasi dalam ide.
9. Memperkuat sisi lain dari ekspresi tertulis dengan apa yang diperoleh murid dari kekayaan linguistik, struktur retorika, dan tradisi sastra.
10. Memurnikan hati nurani dan perasaan seorang pelajar, untuk menjadi bagian dari bangsa yang berkontribusi bagi kemanusiaan.
11. Memotivasi pelajar untuk melatih imajinasi dan inovasi.
Spontanitas, kefasihan, dan ekspresi yang mudah adalah prioritas untuk mengajar bahasa kepada anak-anak kecil. Artinya, keinginan untuk mengekspresikan diri adalah masalah subjektif, yang cenderung dan harus dilatih dan dipraktikkan.
Oleh karena itu, guru harus mendorong keinginan anak dan membantunya untuk memulai berbicara dan mengungkap gagasan dan ide-ide atau perasaan yang ada di benaknya.
Di antara tujuan terpenting yang harus ada di dalam kurikulum dan dijalankan oleh guru, untuk mencapai keterampilan berbicara, terutama pada tahap pertama dalm tahap-tahap pendidikan dasar, adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran anak akan kata-kata verbal sebagai kesatuan bahasa.
2. Memperkaya kekayaan verbal dan lisannya.
3. Mengevaluasi hubungan makna yang difahami oleh peserta didik.
4. Memungkinkan dia untuk membentuk dan menyusun kalimat.
5. Mengembangkan kemampuannya untuk mengatur ide-ide ke dalam unit-unit bahasa.
6. Meningkatkan ejaan dan pengucapannya.
7. Menggunakan keterampilan berbicara untuk ekspresi naratif yang menghibur.
1. Mendorong murid untuk menghadapi orang lain dan berbicara dengan mereka dalam bahasa Arab yang tepat.
2. Penekanan pada faktor yang mencegah mereka mengklarifikasi ide dan makna yang berkeliaran di benak mereka.
3. Mengembangkan kemampuan nalar, karena situasi kehidupannya yang membutuhkannya untuk berkontribusi pada generasi ide dan pemikiran.
5. Membangkitkan siswa untuk mengatur cara berbicara, mendengarkan dan menghormati perkataan orang yang berbicara dengannya, bahkan jika mereka tidak setuju dengannya dalam pendapat dan ketekunan.[2]
Tahapan belajar maharah kalam
Dalam belajar keterampilan berbicara atau maharah kalam dibutuhkan isi dan makna penyampaian informasi secara lisan, dengan jenis bentuk dan metode yang dapat digunakan sesuai dengan tingkat pemahaman keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa.
Suatu bentuk pengajaran bicara dapat mencakup aktivitas dalam penggunaan bahasa lisan dengan tingkat kesulitan yang berbeda.[3]
Maka, guru harus mengetahui tahapan kemampuan berbicara dan apa yang harus dilakukan agar dapat menentukan jenis materi yang sesuai untuk disampaikan dengan perkembangan peserta. Adapun tahapan mengajar maharah kalam adalah sebagai berikut:
1. Tahap dasar
Guru dapat menyajikan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa sehingga mereka dapat belajar tentang bagaimana mengucapkan kata-kata, menyusun kalimat dan menyampaikan gagasan dengan baik.
Guru harus mampu menyusun rangkaian pertanyaan sesuai dengan mata pelajarannya, atau topik pembelajarannya secara komprehensif.
2. Tahap menengah
Pada tahap ini, pengajar/guru dapat mengembangkan metode penyesuaian dengan kondisi. Contohnya, dengan menggunakan gaya bermain peran dan berbicara tentang peristiwa yang dihadapi siswa, dan mengungkapkan kembali apa yang mereka dengar dari radio atau apa yang mereka lihat di televisi dan sebagainya.
3. Tahap lanjutan
Pada titik ini, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan cerita tentang hal-hal yang paling mereka sukai atau tidak sukai dengan alasan yang cukup.
Kegiatan ini lebih sulit dari sekedar bercerita saja. Ini memiliki unsur kegiatan analisis dan evaluasi. Jadi, siswa diarahkan ke arah untuk melatih ekspresi gagasan pikirannya.
Untuk mencapai tahap ketrampilan komunikasi, dibutuhkan kegiatan praktek yang memadai dan khusus.
Kegiatan seperti itu tidaklah mudah untuk mengajarkan bahasa, karena lingkungan bahasa harus diciptakan terlebih dahulu yang mengarahkan peserta didik untuk menggunakan bahasa tersebut secara lisan.
Download maharah kalam pdf
[1] Hernawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya: 2011. hlm. 135.
[2] Nayef Mahsur, Khasais Al-arabiyah Wa Thuruq Tadrisiha, (Beirut: Dar En-Nafs, 1985), hlm. 196.
[3] Abdul Wahab Rossyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (malang: UIN Malang Press,2009), hal. 65