Pada kesempatan kali ini kita akan membuat contoh dialog lagi, dengan tema dialog tentang apakah game mempengaruhi kehidupan remaja?
Game di ere modern, game sudah bukan sekedar hobi lagi, tapi sudah menjadi pekerjaan dan bahkan menjadi sumber penghasilan utama bagi pemainnya.
Game dan kehidupan remaja sangat sering dikaitkan, bukan tanpa sebab, game memang identik dengan remaja dan data menyebutkan bahwa remaja adalah pemain game nomor satu terbanyak.
Terlepas ada juga bapak-bapak yang sudah tua yang masih berkutat dengan game.
Sekarang ini game sudah punya kompetisi e-sport khusus yang bergengsi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Lantas, apakah game mempengaruhi kehidupan remaja? Mari kita jawab melalui contoh-contoh dialog berikut ini.
Contoh dialog tentang game mempengaruhi kehidupan remaja dalam bahasa indonesia
Contoh Dialog #1
Contoh dialog tentang game mempengaruhi kehidupan remaja bahasa indonesia
Dialog Formal
Wartawan: Assalamu’alaikum,…
Orang Tua: Wa’alaikumussalam.
Wartawan: Siapa namanya ibu?
Orang Tua: Ibu Ratna…
Wartawan: Anak ibu sekolah disini?
Orang Tua: Iya, hari ini pembagian rapor.
Wartawan: Baik, berarti anak ibu masih remaja?
Orang Tua: Iya, baru 16 tahun.
Wartawan: Apakah anak ibu sering bermain game?
Orang Tua: Iya, sering sekali saya lihat anak saya main game, bahkan sampai larut malam.
Wartawan: Apakah ibu menegur dan menasehatinya?
Orang Tua: Iya, pastinya saya selalu menegur. Tapi saya lihat dia suka sekali bermain game.
Wartawan: Kira-kira bu, apa pengaruh game bagi kehidupan anak ibu?
Orang Tua: Banyak pak pengaruhnya, kadang telat bangun untuk pergi sekolah, mengantuk di sekolah, lupa makan, kadang lupa mengerjakan PR juga.
Wartawan: Apalagi bu pengaruhnya?
Orang Tua: Ya, banyak waktu yang dihabiskan buat main game, jadinya ada kegiatan-kegiatan lain yang prioritas terabaikan.
Wartawan: Apakah itu terjadi setiap hari bu?
Orang Tua: Tidak juga, cuma sesekali. Saya sering menasehatinya juga.
Wartawan: Baik buk terimakasih atas waktunya.
Orang Tua: Sama-sama.
Contoh Dialog#2
Dialog Informal
Penanya: Halo, siapa namanya?
Remaja: Kevin.
Penanya: Sekolah dimana?
Remaja: SMA Negeri 1
Penanya: Ok, sering main game gak?
Remaja: Sering banget.
Penanya: Game apa yang paling kamu suka dan paling sering kamu mainin?
Remaja: untuk sekarang sih PUBG.
Penanya: Kira-kira, ada gak pengaruh game dalam kehidupan loe?
Remaja: Ada, banyak sih.
Penanya: Coba sebutin, apa aja?
Remaja: Nambah temen, lebih tau banyak kosakata bahasa inggris, buat ngelatih kecepatan juga…
Penanya: Udah pernah ikutan kompetisi game e-sport gak nih?
Remaja: Belum, Cuma ikut-ikutan challange di Youtube.
Penanya: Jadi, kamu punya channel youtube? Khusus konten game?
Remaja: Iya, khusus konten game, udah dimonetisasi juga.
Penanya: Mantap dong, berarti punya income juga dari game?
Remaja: pastinya…
Penanya: Oke, terimakasih atas waktnya, Kevin.
Remaja: Sama-sama.
Contoh Dialog #3
Contoh dialog tentang game mempengaruhi kehidupan remaja di masa pandemi
Budi: Halo, Anas. Apa kabar?
Anas: Kabar baik… Ente apa kabar?
Budi: Biasa aja nih, mabar yuk?
Anas: Gak dulu ah, mau ngerjain PR dulu.
Budi: Oh iya, ada PR.
Anas: Ente sih, ingetnya PUBG mulu.
Budi: Iya nih, pandemi dan sekolah online membosankan, jaadinya ane sering main game dan lupa waktu dan jadi sering begadang juga.
Anas: Duh,… kacau dong.
Budi: Iya, gimana cara keluar dari kekacauan ini, nas?
Anas: Ane pernah juga sih ngalamin kecanduan game, malas-malasan, begadang…
Budi: Pernah juga?
Anas: Iyalah, hal pertama yang ane lakuin adalah ngejauhin smartphone 1 jam sebelum tidur, biasa nya ane tidur jam 10 malam, jadi jam 9 hp udah ane simpan.
Budi: Boleh tu, nanti ane coba.
Anas: Iya coba aja, karena kalau kita bisa bangun tepat waktu dan nguasain waktu pagi, semua waktu dalam sehari itu jadi lebih mudah kita kelola.
Budi: Iyasih…
Anas: Apalagi kita masih remaja, seharusnya kita lebih aktf dan produktif dari orang yang udah tua.
Game bukan gak boleh, cuman harus bisa atur waktu aja.
Budi: Iya bener juga sampeyan.
Anas: Okelah nanti kita ngobrol lagi, ane mau buat PR dulu.
Budi: Oke.