Pesantren Tradisional
Muncul pertanyaan mengapa pesantren seringkali disebut sebagai lembaga tradisional yang ada di Indonesia?
1. Karena Hadirnya Sistem Modern
Alasan logis dan paling kuat pesantren disebut sebgai lembaga tradisional adalah karena hadirnya sistem Modern.
Dengan hadirnya sistem pendidikan modern yang di padukan dari sistem pendidikan dunia barat, muncul-lah istilah tradisional untuk pesantren.
Pada awalnya pesantren tidak disebut sebagai lembaga tradisional. Namun, dewasa ini ketika sistem modern masuk ke indonesia akibat globalisasi dan modernisasi, muncul istilah bagi lembaga pendidikan yang menganut sistem modern tersebut sebagai lembaga modern.
Karena posisi pesantren yang sudah lebih duluan ada dan sudah sangat lama eksis di nusantara. Maka, disebutlah lembaga pesantren ini sebagai lembaga tradisional untuk membedakan dengan lembaga pendidikan modern yang baru.
Padahal, jika kita bicara isinya. Pendidikan modern tersebut adalah hasil dari pendidikan klasik yang dipengaruhi pemikiran-pemikiran manusia era globalisasi dan era digital.
2. Karena Sejarah
Karena sejarah lembaga pesantren tradisional di indonesia yang kita kenal adalah potrait dari pendidikan timur tengah masa klasik yang berbentuk halaqah, madrasah dan kuttab.
Lembaga pesantren di Indonesia sebagai lembaga pendidikan Islam tertua tidak lepas dari peran para ulama dan pedangang dari timur tengah dan gujarat yang membawa masuk islam pertama ke Nusantara melalui Aceh pada tahun 7 masehi.
Sebagaimana yang sudah saya sebut di poin nomor 1 di atas. Bahwa munculnya klasifikasi pesantren sebagai lembaga tradisional karena hadirnya lembaga pendidikan modern.
Modernisasi pendidikan khususnya pendidikan Islam, sejatinya sudah dimulai di Turki menjelang pertengahan abad ke-19, yang kemudia menyebar ke seluruh daerah kekuasaan turki utsmani termasuk sumatra dan nusantara.
Pada saat itu target modrnisasi bukan lembaga pendidikan yang sudah ada. Namun, dengan dibangunnya lembaga-lembaga pendidikan baru yang modern yang menyesuaikan dengan sistem pendidikan barat dan eropa. Untuk kepentingan reformasi dan birokrasi pemerintahan.
Pada tahun 1808 hingga tahun 1839 sultan mahmud II mengadakan pembaruan pendidikan dengan memperkenalkan sekolah Rusydiyah, yang sepenuhnya mengadopsi sistem pendidikan eropa.
Kemudian, pada tahtın 1846, Sultan Abd al-Majid membuat kebijakan yang memisahkan pendidikan Islam dengan pendidikan umum.
Madrasah Islam berada di bawah jurisdiksi Syaikh al-lslam, sedangkan sekolah umum dikelola di bawah tanggung jawab langsung pemerintah.
Terakhir pada tahun 1924, Mustafa kemal ataturk menghapus sistem pendidikan madrasah dengan mengubahnya menjadi sekolah umum.
3. Peran
Setidaknya ada dua peran pesantren yang paling menonjol. Peran perjuangan kemerdekaan indonesia dan peran penyebaran Islam.
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran pesantren. Para kiai dan santri di seluruh nusantara mengangkat parang, pedang dan bambu runcing untuk melawan senapan dan meriam penjajah. Katakanlah seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Cut nyak Dhien, KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi.
Yang kedua adalah peran pesantren dalam penyebaran islam. Pesantren sejak dulu tidak hanya fokus dalam pendalaman ilmu agama Islam, namun juga dalam dakwah penyebaran Islam di Indonesia.
Lihat saja bagaimana kiprah para wali songo dan para santrinya dalam menyebarkan Islam ke seluruh pelosok nusantara, sehingga Islam bisa dirasakan dan dinikmati di seluruh Indonesia sampai sekarang.
Adakah peran lembaga pendidikan modern pada dua hal “Tradisional” yang saya sebut di atas?
4. Popularitas
Dalam melihat dari perspektif popularitas ada dua hal yang saya sorot di sini. Pertama kualitas dan kedua kuantitas.
Dari segi kualitas banyak bukti baik dari tokohnya maupun dari karyanya yang tidak mungkin kita sebutkan disini.
Dari segi kuantitas pesantren sudah sangat banyak di Indonesia. Kita ambil contoh saja di Aceh sebagai negeri 1001 pesantren atau dayah. Menurut data dari kemenag terdapat 879 pesantren salafiyah yang tradisional dan masih menggunakan sistem pembelajran tradisional di Aceh.
![]() |
Gambar data jumlah pesantren salafiyah di Aceh dari kemenag. |
5. Ciri Khas dan Tradisi
Ciri Khas dan Tradisi pembelajaran di pesantren lah yang di anggap tradisional oleh kaum modernis. Karena pesantren masih meggunakan sistem pembelajaran yang sudah digunakan secara turun temurun dari masa Rasulullah SAW. Sistem pembelajaran tersenut sangat efektif dan berkualitas bagi santri di pesantren.
Secara tradisional ia digelar pondok pengajian atau halaqah, di Aceh kata Dayah lebih familiar di kalangan masyarakatnya, bahkan lebih tua dan lebih berperan penting dalam perjuangan agama islam dan kemerdekaan Indonesia dibandingkan dengan pesantren modern yang lahir setelahnya.
Dayah atau pesantren tradisional berkonsentrasi pada bidang pendidikan islam dengan panduan kitab-kitab turats (klasik) karangan ulama-ulama di masa lampau, sedangkan pesantren modern memadukannya dengan pendidikan umum di bawah naungan negeri sehingga nantinya dijuluki lagi dengan nama pesantren terpadu.