Abdurahman al-Jami lahir pada tahun 1439 M (817 H) di distrik Jam di propinsi Khurasan. la lahir sekitar lima ratus tahun sesudah al-Hallaj yang hidup dalam kurun waktu penuh gejolak. Di zaman al-Jami, tasawuf sudah sangat mapan dan banyak syeikh sufi semisal Syah Ni’matullah Wali, Muhammad Nurbakhsh dan Baha al-Din Naqsyband, meletakkan pondasi beberapa terekat sufi terbesar di Iran an India. Di zaman al-Jami terjadi invasi oleh orang-orang Mongol dan Tartar, namun perdamaian relatif tenang dan mapan di Persia maupun India Utara.
Abdurrahman al-Jami adalah tokoh tertulis penyair Sufi, dan salah seorang ulama Persia. Sultan Baber dalam catatannya mengatakan bahwa pada zamannya, Muhammad al-Jami tidak ada tandingannya, baik dalam ilmu praktis maupun teoritis. Para tokoh sufi tarekat Naqsyabandiyah berhasil menariknya untuk bergabung dengan tarekat-tarekat mereka, sehingga ia berbalik dari dunia ilmu pengetahuan ke dunia sufi.
Ia berjuang mati-matian untuk mengatasi kesulitan dirinya. la mengucilkan diri dari pergaulan manusia. la berkeliling ke berbagai negara untuk berkumpul dengan para tokoh besar sufi. Dialah ulama yang paling kental dengan kesufiannnya. Muhammad al-Jajarmi mengatakan, “Sesungguhnya kota Khurasan setelah lima ratus tahun baru dapat mengeluarkan seorang yang sempura yaitu al-Jami. Dia menempuh jalan sufi dan lebur di dalamnya.
Dalam kehidupannya, Abdurrahman al-Jami mendapatkan kedudukan terhormat di kalangan ulama serta orang awam kedudukan yang jarang sekali diperoleh para ulama ataupun para penyair. Semua orang sepakat untuk mengagungkannya dan mengambil berkah darinya, Para raja dan penguasa banyak yang menulis surat kepadanya seperti Sultan Muhammad al-Fatih dan Sultan Bayazid II, agar dia mau mengunjungi mereka. Namun, dia menolak undangan itu.
Ada sebagian orang yang bercerita bahwa pada masa mudanya, dia diajak oleh kawan-kawannya sesama pelajar untuk mengunjungi salah seorang amir atau Sultan Syah Rakh untuk memperoleh pekerjaan. Cukup lama mereka berdiri di pintu di kemudian baru menghadap kepada sang amir. Setelah mereka keluar al-Jami berkata, “Aku tidak akan mengulangi lagi perbuatan seperti ini selamanya”. Setelah itu tidak pernah sekalipun ia berdiri di depan pintu rumah seorang berpangkat untuk meminta apapun.
Abdurrahman al-Jami memiliki kelebihan berupa ketinggian jiwa, kecerdasan yang luar biasa, dan kecintaan kepada canda ria. Pada suatu saat, salah seorang temannya yang juga penyair bernama Shaghiri mengadu kepadanya bahwa para penyair mencuri ide dan kata-katanya. Dia menjawab, “Engkau benar. Aku tidak melihat dalam syairmu satu bait pun yang mencerminkan pikiran dan maknamu sendiri.
Abdurrahman al-Jami menulis berbagai judul puisi dan prosa Di antara tulisannya adalah tafsir-tafsirnya mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan hadis. Dia juga menulis sebuah buku berjudul Nafahaht al-Uns al-Hikam Lli Ibn al-‘Arabi, Syarah Ta’iyah Ibn al Faridh, Syarah Muqaddiman al-matsnawi Li jalal al-Din al-Rumi, dan lain-lain. Akan tetapi dia lebih terkenal dengan syair-syairnya yang dapat dikelompokkan menjadi dua macam.
Pertama, “al-Diwan”, yang terdiri atas himpunan syair yang disusun pada masa mudanya, lalu dia susun kembali pada masa tuanya. “Al-Diwan” dibaginya menjadi tiga bagian: Fatihah asy-syabab (masa remaja), Wasithah al-‘Aqd (umur pertengahan), dan Khatimah al-Hayah (akhir kehidupan).
Kedua, tujuh buah manzhumah, kisah-kisah panjang, yang judul-judulnya sebagai berikut: “Silsilah al-Dzahab”, “Yusuf wa Zulaykha”, “Layla wa Majnun”, “Khosrunamah Sakandari” (yang memuat diskusi antara Manzhumah yang paling terkenal Agung dengan para Filosof). Di antara manzhumah yang paling terkenal ialah kisah antara Yusuf dan Zulaikha, yang memaparkan kehidupan Yusuf bin Ya’qub sebagai sufi yang indah.
Al-Jami bersama Jalaluddin al-Rumi menggarap judul-judul yang dikenal oleh semua orang. Dia mengungguli banyak penulis prosa, penyair dan para penulis lainnya. Keduanya hidup dalam dunia baru karena kelebihan yang mereka Peroleh dari sudut yang tidak diketahui, selain karena gaya bahasanya yang indah dan enak dibaca.
Tujuh tahun setelah Al-Jami wafat, orang-orang sufi berhasil menguasai Iran. Lalu mereka menjadikan Syi’ah sebagai Madzhab Yang resmi untuk negara. Al-Jami sendiri sebenarnya bukan pengikut Syiah Imamiah, sehingga negara yang baru itu menyingirkan bekas-bekas peninggalannya.
Bahkan, orang-orang pemerintah ada yang berusaha menggali kuburannya untuk membakar jasadnya. Akan tetapi, anaknya lebih cepat memindahkan jasad ayahnya ke tempat yang rahasia, karena mereka telah menduga bahwa kuburan ayahnya akan dinodai oleh orang-orang yang tidak senang kepadanya.
Paling Di Minati:
- Pengertian Kafaah Dalam Pernikahan Kafaah dalam pernikahan secara bahasa adalah serupa atau seimbang atau serasi. Sedangkan menurut istilah adalah keserasian atau keseimbangan diantara calon…
- Contoh Bilangan Bertingkat Bahasa Arab Beserta Artinya Jika Anda belajar bahasa Arab, Anda pasti sudah mengetahui bahwa bilangan bertingkat sangat penting dalam bahasa Arab. Bilangan bertingkat adalah…
- 21 Tokoh Ulama Nahwu Dalam Sejarah Islam Ilmu nahwu yang merupakan ilmu yang sangat penting dalam mempelajari ilmu agama tidak lepas dari sejarah panjangnya juga peran para…
- Inilah Ceramah Singkat tentang Istiqamah ghoorib.com |Artikel ini menyajikan contoh teks ceramah singkat tentang Istikhamet. Topik ini sengaja diangkat mengingat pentingnya bisa berjalan di…
- Sejarah Awal Mula dan Proses Imam Syafi'i Mendirikan Mazhab Kita ingat ketika Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 Hijriyyah, pada tahun itu pula meninggalnya Imam Abu Hanifah. Sepeninggal beliau,…
- Pembahasan Arti Nama Nabi dan Rasul Apakah semua nama nabi mempunyai arti?Nama nabi dan nama rasul sama juga dengan nama manusia pada umumnya, tentunya memiliki arti…
- Cara Membuat Dialog atau Teks Percakapan Cara Membuat DialogSeringkali siswa-siswi di sekolahan disuruh guru untuk membuat contoh teks dialog. Namun, banyak yang belum tau cara membuat…
- Teori Rumpun Bahasa Ada 2 teori awal yang datang dari kedua ahli filologi dari Jerman yang mengemukakan pendapat mereka terkait rumpun bahasa yang…
- Niat Puasa Sebelum Hari Raya Idul Adha: Panduan Lengkap Puasa merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain menjadi salah satu dari lima rukun Islam, puasa juga dianggap sebagai…
- Pengertian Ilmu Nahwu Dan Manfaat Mempelajarinya Nahwu Menurut BahasaIlmu nahwu (نحو) menurut Ibnu Faris dalam kitabnya Maqoyiisul Lughah menyebutkan terdiri dari 3 huruf hijaiyyah yaitu ( ن…
- 3 Kisah Islami Menyentuh Hati Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang kembali di blog ghoorib, semoga kita selalu dalam keadaan sehat walafiat.Artikel episode kali ini penulis…
- 5 Pasangan Ini Keliling Dunia Naik Sepeda, Berikut Ceritanya Keliling dunia naik sepedaKeliling dunia naik sepeda ? Terdengar akan sangat melelahkan dan membutuhkan waktu yang sangat lama.Mungkin jika kita…
- Pengertian dan Pembagian Kalam Dalam Ilmu Nahwu Kalam yang akan dibahas disini adalah kalam dalam ilmu nahwu, maka pemahaman kalam dalam ilmu nahwu berbeda dengan pemahaman kalam…
- Definisi Syair Serta Tujuan dan Karakteristiknya Kita sering mendengar kata syair dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Arab perkataan-perkataan yang indah tersebut dinamakan syair.Lantas, apa definisi syair…
- 5 Macam Puasa Sunnah Yang Dianjurkan Puasa SunnahPengertian Puasa SunnahPuasa sunnah adalah puasa selain puasa wajib, apabila dikerjakan akan mendapat pahala namun jika tidak dikerjakan tidak…
- Hubungan Fiqh Lughah Dengan Ilmu Pendidikan dan Ilmu… Hubungan Fiqh Lughah dengan Ilmu PendidikanPengertian pendidikan secara umum adalah setiap sesuatu yang mempengaruhi dalam pembentukan seseorang baik dari segi…
- Review Novel Elena Ellya Ningsih Review Novel : ElenaPada edisi ke-2 review buku di blog Ghoorib, kali ini saya mencoba mereview novel dari mbak Ellya…
- Menurut Ki Hadjar Dewantara, kodrat keadaan terdiri dari Menurut Ki Hadjar Dewantara, kodrat keadaan terdiri dari… A. Kodrat alam dan kodrat zaman. B. Kodrat alam dan kodrat dunia.…
- Definisi Puasa Secara Bahasa dan Istilah Definisi PuasaArtikel edisi kali akan kita bahas definisi puasa. Muncul istilah dan sebutan yang berbeda di kehidupan sehari-hari, ada yang…
- Menurut Ki Hadjar Dewantara, … merupakan cara menyampaikan… Menurut Ki Hadjar Dewantara, … merupakan cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. A. Menuntun…