Ilmu nahwu yang merupakan ilmu yang sangat penting dalam mempelajari ilmu agama tidak lepas dari sejarah panjangnya juga peran para ulama yang ahli dalam bidang ini.
Banyak diantara pelajar nahwu yang sudah banyak belajar ilmu nahwu tapi masih belum mengenal betul siapa saja tokoh yang memiliki peran yang berkiprah dalam menyampaikan ilmu nahwu.
Sehingga ilmu yang juga disebut dengan ilmu i’rob itu bisa sampai ke kita hari ini dengan lengkap, sehingga kita bisa memahami al-qura’an dan hadist serta ilmu-ilmu agama yang lain yang banyak tersurat dalam karya-karya yang berbahsa Arab.
Sebagaimana kita tahu bahwa ilmu nahwu memiliki dua aliran yang terkenal yaitu Kufah dan Basrah. Maksud aliran disini bukanlah pertentangan akan tetapi saling melengkapi dengan perbedaan masing-masing baik dari ulama kufah maupun dari ulama basrah.
Sekalipun ada titik-titik perbedaan yang tidak terlalu signifikan tapi tetap pada jalurnya dan tidak melenceng dari keaslian ilmu nahwu itu sendiri.
Awal Mula Mucul Ilmu Nahwu
Dalam kitab Nahwu An-Nuhah karangan syeikh Khudheir Musa Muhammad Bin Hammud, awal mula pembelajaran ilmu nahwu juga sorof adalah di Basrah melalui jalur perdagangan, disana berkumpul pedagang dari kaum-kaum dan bangsa-bangsa yang berbeda dengan berbagai macam bahasa dan logat.
Ketika semua kaum tersebut berkumpul di bawah panji islam maka mereka perlu belajar berbagai macam ilmu dalam kitab-kitab dan guru-guru yang berbahsa Arab.
Maka, mereka belajar bahasa Arab, membaca Al-qur’an, mempelajari tauhid dan fiqh di halaqah-halaqah yang dibuat di masjid-masjid pada masa itu. Mereka juga berkumpul untuk mendengar syair-syair. Mereka belajar ilmu nahwu langsung dari ulama-ulama yang berbicara bahasa Arab Fushah.
Peletak Pertama Ilmu Nahwu
Banyak pendapat yang berbeda mengenai siapa peletak pertama ilmu nahwu ada yang berpendapat Abu Aswad Ad-duali karena beliau juga yang memberi titik dan baris pada Al-qura’an dibawah perintah Ziyad bin Tsabit.
Ada pula yang berpendapat bahwa orang pertama yang menemukan ilmu nahwu adalah Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a berdasarkan pendapat Al-Quthfi yang mengatakan “ Aku melihat di Mesir pada zaman khalifah Ali bin Abi Thalib r.a lembaran-lembaran yang salah satu babnya membahsa tentang ilmu Nahwu Dengan muqoddimah kitab atas nama Ali bin Abi Thalib r.a”. Sebagian lain ada yang berpendapat Yahya bin Ya’mur, Naasir bin ‘Asim, Abdur-rahman bin Harmuz.
Pendapat-pendapat di Atas tentu berdasarkan bukti yang valid dan mereka sumua adalah orang pertama yang mengemukakan dan memperkenalkan ilmu nahwu.
Berikut 21 Tokoh ulama nahwu yang dianggap sebagai perintis dan penemu pertama ilmu nahwu dalam sejarah Islam.
#1 Ali bin Abi Thalib R.A
Beliau adalah salah satu panitia pengumpul Al-qur’an. Beliau mendapat gelar Baabul ‘ilmi (Pintu Ilmu) oleh Rasulullah kerena kecerdasan beliau. Abdullah bin ‘iyas bin Abi Robiah dalam kitabnya inbaau Ar-rawah berkata “Ali adalah sosok yang gigih dan cerdas terhadap ilmu, gagah, sosok yang selalu mengedepankan agama Islam, loyal kepada Rasulullah, pakar dalam sunnah, singa dalam peperangan dan melimpah dalam hal harta”.
Abu Al-Qasim Az-zujaji meriwayatkan dari Abu Aswad Ad-Duali berkata : “ Suatu hari aku menjumpai Ali bin Abi Thalib r.a sedang memikirkan sesuatu.
Maka aku berkata : Apa yang sedang engkau pikirkan wahai Amirul Mukminin? Beliau menjawab : Aku mendengar kekeliruan di negeri kalian (dalam hal bahasa), dan aku ingin membuat sebuah kitab yang membahas dasar-dasar bahasa Arab. Aku berkata, sesungguhnya engkau telah berkontribusi dalam hidup kami, dan engkau tinggalkan kepada kami bahasa ini (bahasa Arab).
Lalu aku mendatangi beliau tiga hari kemudian dan menyerahkan lembaran yang berisi di dalamnya Basmallah, Kalimat isim, fi’il dan huruf, Maka isim merujuk pada pelaku, Fi’il merujuk terhadap perilaku pelaku, adapun huruf merujuk kepada makna selain isim dan fi’il. Kemudian Amirul Mukminin berkata : Lanjutkan dan kembangkan apa yang telah engkau lakukan, dan ketahuilah wahai Aba Al-aswad terhadap 3 hal : Jelas, samar-samar dan sesuatu yang tidak jelas juga tidak samar…” (As-Suyuthi, Taarikh Al-khulafa’ :166-187).
#2 Abu Al-Aswad Ad-Duali
Nama lengkapnya Abu Al-Aswad Dhalim bin ‘Amru bin Sufyan bin jundal bin ‘Amru bin ‘Adi bin Ad-Duali bin Bakrin bin Abdul Manah bin Kinanah, ada yang berkata nama beliau ‘Utsman.
Berkata Ibnu Salam Al-Jumhiy “ Orang pertama yang meletakkan dasar ilmu bahasa Arab, mernagkum babnya dan membuat petunjuk jalannya adalah Abu Aswad Ad-Duali, merupakan orang Basrah yang paling tinggi pemikirannya.
Seseorang bertanya pada Abu Al-Aswad Ad-Duali : “Dari mana engkau dapat ilmu ini?, Abu Aswad berkata : Aku pelajari ketentuan-ketentuannya dari Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib r.a”.
#3 Nasr bin ‘Asim Al-Laitsiy
Beliau adalah seorang yang faqih dalam bahasa Arab fushah diantara fuqaha’ tabi’in, beliau memiliki sanad Al- Quran dan ilmu nahwu kepada Abu Aswad Ad-Duali. Beliau juga memiliki kitab yang membahas tentang bahasa Arab.
#4 Abu Amru bin Al-‘Ula’
Beliau masyhur dalam ilmu qiraah dan ilmu bahasa Arab, lahir di Makkkah Al-Mukarramah tahun 65 dan meninggal di kufah pada masa kekhalifahan Al-Mansur tahun 154. Abu ‘Ubaidah berkata : “Abu Amru bin Al-‘Ula’ adalah orang yang paling paham qiraat, bahasa Arab, keadaan Arab dan syair, catatan beliau memenuhi rumahnya hingga ke atap.
Ibnu Jinniy berkata: “Abu Amru bin Al-‘Ula’ adalah orang yang sangat perhatian terhadap ilmu nahwu dan tasrif seta mempraktekkan dan berqiyas dengan kedua ilmu tersebut”. Ada pula yang menyebutkan beliau juga sangat fokus dalam ilmu qawaid dan qiyas.
#5 Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidiy Al-Basriy
Beliau lahir tahun 100H/718M dan meninggal tahun 175H/791M, hidup dan mengajar di Basrah. Beliau banyak membuat halaqah-halaqah ilmu agama seperti Hadist, fiqih, ilmu bahasa dan ilmu nahwu, gurunya Isa bin Amr dan Abu Amru bin Al-‘Ula’.
Beliau juga mahir ilmu tentang bangsa arab dan matematika. Beliau juga merupakan peletak ilmu sajak dan pengarang kamus Al-‘Ain. Dan tetap banyak berkontribusi terhadap solusi dalam permasalahan ilmu nahwu dan menrincikannya.
#6 Sibawaih
Nama asli Sibawaih adalah ‘Amru bin ‘Utsman bin Qanbar, meninggal di Basrah tahun 177H/793M. Beliau sudah bergabung ke halaqah-halaqah ilmu agam sejak kecil, beliau banyak berkomentar dan mengemukakan pendapat terkait lafaz-lafaz hadist nabawiyah.
Al-Jaahiz beranggapan bahwa kitab karangan Sibawaih adalah kitab yang tidak pernah ditulis oleh manusia pada masa itu dan orang-orang mengambil dari kitab beliau, Sibawaih adalah ulama nahwu yang masyhur di kalangan ulama ahli nahwu.
Bahkan di Basrah jika ada orang berkata “ Aku telah membaca sebuah buku (kagum)” orang-orang langsung bisa menebak itu kitab karangan Sibawaih dan tidak ada yang ragu mengenai itu.
#7 Al-Maaziniy, Abu ‘Utsman Bakrin bin Muhammad bin Baqiyyah
Beliau berasal dari Bani Mazin Syibaniyyin salah satu kafilah di Basrah, lahir dan mengabdi disana, Suka bergabung ke halaqah-halaqah ilmu agama khusunya halaqah ilmu kalam, ilmu nahwu dan ilmu bahasa Arab.
Hingga beliau meninggal telah menjadikan negeri Basrah khas dengan ilmu nahwu dan sorof. Beliau juga sangat mendalami kitab-kitab Sibawaih, Al-Mubarrad berkata : “Tidak ada orang pada masa itu setelah Sibawaih yang lebih paham dengan ilmu nahwu kecuali Abu ‘Utsman.
#8 Abu ‘Amr Al-Jumriy, Saleh bin Isahaq
Beliau lahir dan hidup di Basrah, Sejak muda sudah banyak bergabung kedalam halaqah ulama Basrah dan ahli nahwu, beliau banyak belajar ilmu nahwu dari Al-Ahfas dan juga dari kitab-kitab Sibawaih, beliau juga menulis kitab ringngkasan ilmu nahwu yang berjudul Mukhtasar Al-muta’allimin, At-Tanbih, As-sir, Al-Abniyah, Al-uruz, Al-farkhu. Saleh bin Isahaq tidak hanya ahli dalam ilmu nahwu tapi juga mahir ilmu bahasa.
#9 Al- mubariid, Muhammad bin Yazid Al-Azadiy
Beliau adalah tonggak ilmu nahwu di Basrah pada zamannya, lahir di Basrah tahun 210H/825M, selain mengkaji kitab Sibawaih belaiu juga menimba ilmu pada ulama-ulama nahwu dan tasrif. Meninggal pada bulan zulhijjah tahun 285H/898M.
Belaiu mengarang kitab : Al-kamil, Ar-raudhah, Al-muqtazab, Al-Isytiqaq, Al-anwar wal-azmanah, Al-Qawafiy, Al-khat walhija’, Al-madkhal ila Sibawaih, Al-maqsur walmamdud, ma’ni quran, Ae-eisalah al-kamilah, Ar-raddu ila sibawaih, Qawaid syiir, I’rob quran, Al-madkhal fi nahwi, Syarah syawahid sibawaih, Asma’ Ad-dawahiy ‘inda Al-‘arab, Dhorurah syair dan lain-lain.
#10 Az-Zujjaj, Abu Ishaq Ibrahim bin As-Sariy bin Sahal An-Nahwiy
Al-khatib berkata beliau adalah orang yang ahli dan lebih dalam bidang agama, bagus i’tiqadnya, bagus wawasan mazhabnya, memiliki karangan yang bagus dalam ilmu sastra, meninggal di jumadiy pada akhir tahun 311H/923M.
Ia adalah ulama nahwu terkemuka pada masanya, beliau memgarang kitab Jami’ Al-manthiq, Al-isytiqaq, fi’lat waaf’al, syarah abyat sibawaih, An-nawadir, Al-anwa’ dan lain-lain.
#11 Ibnu Sirraj, Abu bakr Muhammad bin As-Sariy bin Sahal Al-Baghdadiy An-Nahwiy
Ibnu Sirraj adalah seorang sangat cerdas dan cerdik, beliau termasuk dalam imam nahwu yang masyhur, beliau banyak berdiskusi dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan nahwu pada masanya.
Judul kitabnya antara lain : Ar-riyah walhawa’ wannar, Asy-syi’r Syuara’, Al-jumal, ihtijajul quran, Al-hija’ dan lain-lain. Beliau meninggal 317H/929M pada masa kekhalifahan Al-muqtadar.
#12 Abu Ali al-Hasan bin Ahmad bin Abdul Ghaffar bin Sulaiman Al-Farisi
Kitab-kitabnya antara lain : Al-hijah, At-tazkirah, Abyat Al-i’rob, Al-izah Asy-syi’riy, Al-izah An-nahwi, Mukhtasar ‘awamil i’rob, Al-masail Al-halbiyah, Al-masail baghdadiyyah, Al-masail Asy-syiraziyyat, Al-aghfal, Abyat Al-ma’ani, Al-masail mantsurah, Al-masail Al-basriyyah, Al-masail Al-‘askariyyah dan lain-lain.
Salah satu muridnya yang sangat dekat dengannya adalah ibnu jinny, beliau banyak melakukan perjalanan ke kota-kota di syam, kemudia kembali ke Baghdad tahun 346H/957M dan meninggal tahun 377H/987M.
#13 Abu Hasan Ali bin Isa bin Al-farj, bin Saleh Ar-Rub’i, Az-Zahriy
Beliau termasuk salah satu imam ulama nahwu, meninggal tahun 410H/1019M. Beliau pernah dikatakan gurunya setelah belajar sepuluh tahun kepadanya, apa lagi yang kau butuhkan disini? Sekalipun aku melakukan perjalanan dari timur ke barat tidak akan kutemukan orang yang lebih tau darimu.
#14 Abu Nasr Al-Qasim bin Mubasyir Al-Waasithi An-nahwiy
Kitab karangan beliau antara lain ; Syarah Al-lam’a, Kitab nahwu yang sangat tebal. Beliau orang asli Baghdad namu pergi ke mesir dan menetap di sana hingga meniggal, disana beliau mengajarkan penduduk tentang maslah nahwu.
#15 Thahir bin Ahmad bin Babisyaz bin Daud bin Sulaiman bin Ibrahim Abu Hasan An-Nahwiy Al-Misry
Beliau adalah orang yang alim di bidang sastra Arab dan ilmu fasahah. Beliau sempat pergi ke iraq untuk berdagang permata.
Kembali ke Mesir untuk mengajar dan banyak mengarang diwan dan memperbaikinya bai dari segi hija’ nahwu ataupun dari segi bahasanya.
Meninggal tahun 469H/1076M. Diantara kitabnya : Syarah Jumal Az-zujaji, Al-muhtasab fi An-nahwi, Syarah An-nukhah, 15 jilid At-ta’liq An-nahwi, Murid setelahnya menamai kitab tersebut Ta’liq Al-ghurfah.
#16 Abu Ja’far An-Nuhas
Nama Asli beliau Ahmad bin Muhammad bin Ismail bin Yunus Al-muraddi Al-ma’ruf An-Nuhas. Beliau orang Mesir dan pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu disana.
Orang mengatakan karangannya lebih bagus dari pada lisannya, diantara kitabnya antara lain : I’rob Al-quran, Ma’aniy quran, Al-kafii fi Al-‘arabiyah, Syarah Al-muallaqat, Adab Al-katib, At-tufahah fi Mukhtasar An-nahwi, juga menafsirkan 10 diwan.
#17 Abu Bakr Al-Adufiy
Nama panjangnya Muhammad Abu Bakr bin Ali bin Ahmad Al-Adufiy Al-misriy An-nahwi. Selain berkecimpung dalam ilmu nahwu beliau juga mahir dalam ilmu tafsir. Belaiu blajar nahwu dari Abu Ja’far An-Nuhas.
#18 Abu Hasan Ali bin Inrahim Al-Hufiy
Lengkapnya Ali bin Ibrahim bin sa’id bin Yusuf Al-Hufiy, Kitab beliau antara lain : Al-burhan fii tafsir quran, ‘Ulumul quran, Al-mauzuh fi an-nahwi. Meninggal tahun 430H/1038M.
Belaiu belajar banyak di mesir mulai dari ilmu quran, tafsir, dan nahwu dan banyak menemui ulama-ulam senior disana. Karangan dalam ilmu nahwu dan tafsir adalah yang paling populer dari beliau.
#19 Abu Abdullah Muhammad bin Barkat bin Hilal bin Abdul Wahid bin Abdullah As-sa’idiy As-sufiy an-nahwi Al-Misriy
Lahir di Mesir tahun 420H/1029M dan meninggal disana tahun 520H/1126M. Belaiu adalah ahli nahwu dan sastra Arab. Kitabnya : Nasikh wal mansukh, Jinan al-junan dan lain-lain.
#20 Abdullah bin Barri bin Abdul Jabbar Abu Muhammad Al-Maqdisiy
Beliau banyak mengkaji kitab-kitab karangan Sibawaih dan mempelajari darinya atas bimbingan Muhammad bin Abdul Malik As-santiriniy. Lahir tahun 499H/1105M dan meninggal tahun 582H/1186M. Beliau lahir dan hidup di Mesir.
#21 Muhammad bin Abdullah Asy-Syantarini, Abu Bakr Ab-Nahwi
Baliau mengarang kitab talqiyah Al-Albab fii ‘awamil i’rob, salah satu gurunya adalah Ibnu Barri. Dalam kitab karangan belaiu membahas tentang makna nahwu secara bahasa adan istilah juga menjelaskan pentingnya mempelajari ilmu nahwu dan perdebatannya karena permitaan pada zaman itu, juga menjelaskan sebab di buatnya ilmu nawu. Belaiu meninggal tahun 550H/1155M.